top of page

Tak Ada Gelar yang Sia-sia

Di zaman sekarang banyak perempuan yang beremansipasi. Banyak wanita yang menempuh jenjang pendidikan setinggi-tingginya agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih luas dan bagus. Dibanding wanita zaman dulu, wanita sekarang lebih memilih berpendidikan tinggi dan berkarir. Namun, apapun yang wanita lakukan baik berkarir ataupun menjadi ibu rumah tangga semuanya tidak ada ilmu yang sia-sia.

Banyak yang memberiku masukkan untuk bekerja,di usia ku yang terbilang muda memang sangat dibutuhkan di dunia kerja manapun. Banyak perusahaan yang masih mau merekrut wanita seusia ku, namun kali ini aku menghiraukan kesempatan tersebut. Aku lebih memilih melanjutkan kuliah ku ke jenjang sarjana dibanding berkarir di dunia kerja.

Ibuku tak henti-hentinya men-support ku untuk bekerja di dunia kantoran, ia ingin melihat putri kesayangannya bekerja, memiliki uang sendiri dan memiliki pengalaman di dunia kerja. Tapi lagi-lagi aku hiraukan itu, aku tetap pada pendirianku untuk melanjutkan pendidikan sarjanaku. Semoga aku tidak menjadi anak durhaka.

Saat aku bertemu dengan teman-teman kampus ku, bercanda gurau bersama mereka yang notabene adalah pegawai kantoran semua, mereka pun menanyakkan hal yang serupa seperti orang yang ku temui lainnya “mengapa tidak kerja saja? Sayang lho, dunia yang sebenarnya itu di dunia kerja” lagi-lagi aku hiraukan mereka, aku tetap pada pendirianku untuk mengenyam bangku kuliah.

Semua yang orang lontarkan padaku sudah menjadi konsekuensi dalam hidupku, konsekuensi atas pilihan yang sudah aku pilih. Aku memilih untuk melanjutkan kuliah, berpendidikan tinggi, mendapat gelar sarjana dan aku menikah. Aku yakin pasti pertanyaan selanjutnya adalah “jadi capek-capek kuliah cuma buat nikah? Yah, sia-sia gelar sarjananya” atau jika aku lebih memilih bekerja pasti ucapannya berubah menjadi “ga sayang sama suami dan anak ditinggalin kerja terus? Kasian kan” dan terus mengomentari lebih dan lebih, ya namanya juga manusia. Mereka memang selalu berkomentar ini dan itu tanpa ada habisnya, jadi biar ku jadikan ini konsekuensiku. Namanya juga hidup, pasti tidak selamanya menyenangkan.

Aku hanya ingin berpendidikan tinggi, aku ingin memiliki gelar sarjana atau mungkin lebih dari ini. Aku ingin fokus kepada satu hal, karena aku bukanlah wanita tangguh yang bisa mengerjakan dua hal berbeda sekaligus. Aku hanya ingin menjadi wanita yang cerdas, mungkin benar kata temanku dunia yang sebenanrnya ada di dunia kerja bukan kuliah. Tapi bagiku dunia yang sebenarnya adalah ini, dunia yang sedang aku kerjakan. Berkuliah dan belajar pengalaman yang aku dapat, aku tidak hanya sekedar kuliah. Tapi aku mengkaji apa yang sudah aku pelajari,kemudian aku kaitkan semuanya dengan kehidupan nyata dan ternyata semuanya terhubung.

Aku hanya ingin menjadi wanita yang cerdas dan berilmu, karena jika suatu saat nanti aku memiliki anak, pasti ia akan menanyakan banyak hal padaku. Dengan memiliki ilmu yang luas aku bisa menjawab setiap pertanyaan yang anakku lontarkan. jika nanti aku sudah mendapatkan gelar sarjana, aku akan menikah.

Mungkin sebagian orang akan ada yang menyayangkan dan mendukung keputusan ku, karena aku lebih memilih menjadi ibu rumah tangga. Kembali lagi, karena aku ingin menjadi wanita berilmu dan cerdas. Aku ingin menjadi istri yang cerdas untuk suamiku, jika suatu saat kami dalam keadaan sulit, aku bisa berpikir dengan cerdas dalam menyelesaikan masalah, aku ingin cerdas dalam mengatur keuangan, aku ingin cerdas dalam belajar memasak, memijat dan aku ingin cerdas dalam berkomunikasi. Jika nanti aku memiliki anak, akan ku ajarkan ilmu yang telah ku dapat selama aku mengunyah masa pendidikan. Aku ingin menjadi orang pertama yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan anak-anakku dan mengajarkan semua hal pada anak-anakku kelak, memberikan gizi yang baik untuk keluargaku, mengurus anak-anakku tanpa bantuan orang lain dan memberikan semua yang terbaik untuk keluargaku, tanpa adanya upah. Aku ingin suatu saat jika anak ku telah dewasa dan aku menua bersama suamiku, aku ingin anakku bangga karena memiliki seorang ibu yang cerdas dan hebat.

Kini yang perlu aku lakukan hanyalah bertanggung jawab atas apa yang aku kerjakan. Aku juga harus membuktikan kepada semua orang apa yang aku kerjakan tidak ada yang sia-sia. Apapun pekerjaan seorang wanita, baik itu berkarir atau menjadi ibu rumah tangga semuanya harus dilakukan dengan tanggung jawab. Wanita yang hebat adalah wanita yang berpendidikan tinggi, karena wanita berpendidikan tinggi adalah wanita yang cerdas. Wanita cerdas akan menjadi ibu yang cerdas dan akan melahirkan anak-anak yang cerdas.

*inspired by dian sastro*

1 view

Recent Posts

See All

Dreamer

Do you ever feel like when you wanna go to somewhere but you don’t have enough money to get there? I’m the one who always be like that… So, when i was a kid when my friends were talking about dreamed,

bottom of page