Jarum jam kini memperlihatkan sudutnya, terasa lama kini aku menunggu. Tak ada hujan, tak ada panas. Hati mencair mengingatkan aku pada sebuah kutub.
Sunyi, hening dan tak berkawan. Aurora manis menemani mata yang kian tidak meredup. Gejolak diri yang terus memuncak, seakan memberi isyarat untuk kembali pulang.
Katakan saja pada bintang, bahwa aku kini sudah terlelap walau kenyataan aku masih tetap siaga. Katakan juga pada langit bahwa aku sudah terlelap walau kenyataan aku masih menemaninya.
Biarlah ku memeluk rasa yang kian larut kian sunyi ini, biarlah bumi yang jadi sahabat siagaku kali ini. Terlalu menyimpan lara akan membuatku semakin siaga, sebaiknya ku lepaskan saja rasa yang kian lama kian memudar.